Persahabatan Dalam Kehilangan

"hei Lucy, ayo kau akan terlambat”. “iya iya aku sedang siap-siap. Sebentar lagi”. Pagi ini aku dan asistenku Anne, akan pergi ke Amerika untuk merancang parfum yang akan aku buat. Ooh.. aku lupa memperkenalkan diriku. Namaku Lucy Fazz. Aku seorang penyanyi dari Indonesia. Ini adalah tahun ke-3 ku menjadi seorang penyanyi.
Pesawatpun lepas landas. Di pesawat aku hanya terdiam membayangkan apa yg akan aku rancang nanti. Tak terasa sudah sampai. Di pintu keluar bandara sudah terpampang para fansku ‘FAZZA’ ya aku mamanggilnya fazza. Mereka selalu menghiburku saat aku sedang dalam masalah. Yah itulah aku. Senang dengan para fans-fans yang keren itu… saatnya untuk pergi ke kantor ‘The Pure’ untuk mencari aroma parfum yang pas.
“LUCY..!! BANGUN..” teriak Rose memukuliku dengan bantal. “Hah.. apa..?? ah kamu ini aku sedang asik bermimpi kenapa dibangunin sih?” jawabku kesal. “kita bukannya mau ke mall. Kamu ikut atau tidak..?” “iya deh. Tunggu di depan rumah ya”. Aku membutuhkan waktu minimal 15 menit untuk bersiap-siap.
Rose adalah sahabat sejatiku. Dia selalu ada untukku. Walau terkadang dia sering membuatku marah. Tetap saja aku sayang padanya.

“ok aku siap. Ayo berangkat” ajakku semangat. Di jalan, aku melihat Kevin. Dia adalah sepupuku yang tinggal tidak jauh dari rumahku. “Kevin. Apa yang kamu kerjakan disini?” “Oh hai Lucy, Rose. Aku menemukan kucing ini” katanya sambil memperlihatkan kucing ditangannya. “iihhh… lucu” Teriak Rose. Tiba-tiba ada orang asing lewat dan bertanya padaku. “uhm.. Excuse me, is that your cat?” Tanya orang asing itu. “Uh.. ummmm” “no, it is not” jawab Kevin spontan karena dia tahu bahwa aku lemah dalam berbahasa inggris. “Well, I’ve lost my cat yesterday. And it’s just look alike” “really? Maybe this cat is yours” Kevin mengambil kucing itu dari gendongan Rose. “Lia.. It’s you. Thank you so much. You found my beauty Lia.” “No problem”. “Ok lets go home Lia, bye” “bye”.
Rose memandang Kevin dengan sedikit jengkel. “Apa?” heran Kevin. “ayo Lucy kita ke mall” ucap Rose menarik tanganku. “Ok. Aku pergi dulu Kevin” Kevin hanya membalas senyuman padaku. Sesampainya di mall, Rose langsung menghampiri toko musik. Ya seperti yang aku duga ia mencari album baru UNGU. Aku hanya melihat-lihat. Aku biarkan ia mencari apa yang ia inginkan. Aku mendengarkan sebuah lagu di alat pemutar lagu yang ada di toko itu. Aku memilih lagu ‘Party In The USA’ by Miley Cyrus. Dan ya, aku mulai berimajinasi lagi. Mungkin kalian tidak tahu tapi aku adalah orang yang aneh. Aku berimajinasi melewati sebuah lagu. Aku merasa tidak bisa hidup tanpa mendengarkan lagu.
“ayo kita jalan-jalan lagi” ajak Rose sambil merangkulku. “ok”. Kini saatnya kami melihat-lihat toko baju. Dan kebetulan aku melihat baju yang memiliki gambar band Ungu. “hei Rose. Lihat baju ini.” “wah keren. Eh ada dua. Beli ya Lucy. Please.” “ok.” Kita pun membelinya dan mencobanya di kamar pas. Karena tidak ada yang melihat kami jadi kami sempatkan untuk mengambil foto bersama. Sudah berpuluh-puluh foto yang kami ambil.
Ini adalah hari yang sangat menyenangkan bagiku. Saatnya pulang. Saat di perjalanan, Kami bermain-main. Tak terasa aku mendorong Rose ke jalan raya. Dan, Brakkk… ia tertabrak. Aku shock. Tanpa kusadari aku sudah ada di rumah sakit. Aku berlari mencari dokter dan menanyakan keadaan Rose. Dokter menggeleng sambil menundukkan kepalanya. ‘tidak. Aku.. aku.. membunuhnya?’ aku berlari menuju ruangan Rose. Dan, ya ia sudah tidak ada di dunia ini lagi. Maafkan aku sahabat. Aku bingung apa yang akan aku lakukan tanpa Rose.
Akupun pulang di jemput kakakku. Aku tidak bisa tidur. Tiba-tiba bayangan putih mendekat. “Lucy. Kenapa kamu belum tidur?’ Tanya bayangan itu padaku. “Rose. Itukah kau?” tanyaku sambil menangis. Ia hanya diam dan berjalan menuju sebelahku. ‘akan kutemani kamu sampai kamu tidur.’ “kita masih sahabatkan. Aku minta maaf padamu” ‘tentu saja kita sahabat selamanya.’ Aku pun tertidur dengan tangis dan senyuman. Aku masih bisa merasakan genggaman tangan lembut Rose di tangan kananku.